Aku masih ingat saat SMP di Aceh dahulu........pada saat pelajaran geografi dari pak Ritongan guru favorit ku. Ada pertanyaan pada ulangan harian..... “sebutkan sungai terpanjang di Sumatera”. Saat itu aku menjawabnya.......”sungai Batang Gadis”. Itulah kalau pikiran cewek melulu, jadi lebih mudah mengingat kata “gadis” di bandingkan “hari”. Walau pun sungai Batang Gadis memang ada di Sumatra namun kalah jauh panjangnya dari sungai Batanghari.
Itulah kehidupan..... pertanyaan waktu SMP ternyata bisa membawa ku tinggal disana dan menikmati Sungai terpanjang di Sumatera, dengan panjang diperkirakan hampir 500 kilometer
Kalau kita berada di Kota Jambi., ada “daerah seberang” yaitu daerah seberang sungai Batanghari yang banyak dihuni masarakat asli Jambi.....Melayu yang telah membaur dengan warga lain. Daerah ini solidaritas dan kekeluargaannya sangat tinggi....jadi jangan coba-boba berbuat jahat......di jamin....gak selamat.
Ada 2 jalur menuju daerah seberang, bisa lewat darat, memutar dari Jembatan Aur Duri 1 atau 2 atau menggunakan perahu bermotor yang banyak mengkal di Pasar Angso Duo atau di belakang Mall WTC Jambi. Nah pada saat aku ke “seberang”, aku mencoba ke 2 jalur ini.
Tak aku sangka ternyata ajakan untuk menikmati penyeberangan dan jalan-jalan dengan perahu motor dari “daerah seberang” ke kota Jambi menjadi perjalanan yang menarik dan menyenangkan.
Menggunakan perahu kayu berukuran panjang 7 meter dan leber 1,2 meter yang di lengkapi mesin....... cukup ditumpangi oleh 10 orang. Duh...indahnya.....menikmati sungai yang airnya berwarna coklat muda......yang arus dan riaknya tenang....membuat perjalanan sungguh mengasikkan. Terhalangnya matahari oleh awan membuat hembusan angin di sungai Batanghari menjadi sejuk.
Melihat kawasan Ancol, (tempat paling terkenal di Jambi), Mall WTC dan tentunya pasar Anggso Dua dengan denyut nadi perdagangan yang tak pernah berhenti...... dari arah sungai.....sungguh merupakan pemandangan yang baru...karena selama ini pemandangan hanya dari arah kota Jambi saja. Berselisih dengan perahu-perahu yang melangsir orang belanja..... kapal lumayan besar yang sedang membongkar muatan.....atau ....kapal ponton berisi kayu alam yang sedang ditarik boat. Belum lagi asiknya sesekali mencelupkan tangan ke air sungai Batanghari yang kata orang Jambi kalau sudah “memimumnya bisa gak mau pulang”. Mungkin maksud kalimat itu kalau minum air Batanghari yang belum disulung ya......???
Namun sayangnya...sama seperti sungai di Indonesia.......ya sungai selain jalur transportasi bisa juga menjadi tempat paling mudah buang sampah.......baik sampah rumah tangga atau sampah dari perut manusia. Sehingga di sepanjang pinggiran sungai banyak terlihat plastik mie instan atau botol bekas shampo....... sayang..... merusak pemandangan.
Memasuki pertengahan perjalanan....... matahari bosan terhalang awan......matahari rupanya ingin juga melihat kegiatan kami secara langsung.....ya akibatnya lumayan gosong neh wajah karena perahu yang kami sewa tanpa tudung. ......eh....... cobaan datang lagi.....baling-baling perahu lepas....karena tersangkut karung goni yang di buang sembaranngan...... terkatung-katung di sungai yang besar ternyata membuat ngeri juga....... mana tidak pandai berenang...... life jacket juga tak ada......hanya doa saja yang bisa terucap.
Tidak sulit rupanya buat “nahkoda” perahu kami..... kebetulan dia masih menyimpan baling-baling cadangan di perahunya...walau baling-balingnya tinggal 2 daun saja (seharusnya 3 daun). Buka baju dan terjun....menyelam....tidak sampai 5 menit selesai......perjalanan bisa dilanjukan.....aman........ Akhirnya perjalanan selama 45 menit + 10 menit terkatung-katung tanpa baling-baling berakhir......... cukup membayar Rp 30.000,- (mungkin karena kenal ama yang punya perahu, tanpa asuransi dan bonus wajah tambah gelap).
Jadi kepikiran.....kenapa wisata perahu menyusuri Batanghari tidak di kelola secara baik? Perahu yang berwarna-warna, beratap, punya life jacket, kalau perlu asuransi, ada musiknya, jalur yang semakin panjang...kalau perlu dari jembatan Aur Duri 1 sampai jembatan Aur Duri 2..... dan ada yang lebih ekstrim.....wisata perahu malam hari....wow...di jamin Ok.
Semoga....... suatu hari kelak saat mengunjungi Jambi...... wisata sungai menjadi kebanggaan masyarakat Jambi. Gimana pak gubernur???.. (e... siapa ya gubernurnya setelah pak Zulkipli Nurdi????.)
Salam rindu untuk Jambi
udah ganti skarang udah Hasan Basri Agus
BalasHapusemang abang sudah brpo lamo d jambi
BalasHapus