Senin, 08 November 2010

Permainan Tradisional “ Kuda Tunggang ”

Sudah lama aku tidak melihat permainan “Kuda Tunggang” ini dimainkan, bahkan disebut orang saja tidak. Apalagi dimainkan anak-anak, mereka lebih senang mengeluarkan uang jajannya dan lebih memilih Games Online atau Play Station. Apakah ini ada korelasi dengan pendapatan orang tua yang meningkat????
Waktu aku SD tahun 70-an…ini adalah permainan paling favorit di sekolah. Pada saat jam istirahat permainan ini sangat digemari. Permainan yang memadukan kerja sama team dan kekuatan fisik. Dibutuhkan kekompakan pada saat menjadi penunggang atau saat jadi pecundang…alias kuda tunggangan. Bagaimana susunan kuda tunggang harus rapat, kuat dan tentunya punya kuda-kuda kaki yang kokoh agar pada saat ditunggangi tidak roboh…..dan harus punya intelegensi yang baik pada saat “usut/suit”. Begitu juga pada saat jadi pengunggang……lompatan harus jauh agar penunggang tidak bertumpuk yang berakibat roboh tunggangan……apa lagi kaki tidak boleh menyentuh tanah….wah…bisa gantian jadi kuda tunggangan.
Banyak tawa canda pada saat permainan ini, apalagi bila tempat bertumpu wasit/juri tersender di tembok…..resiko jidat terantuk tembok bagi kuda tunggangan pertama sangat tinggi……belum lagi bau keringat menyengat di depan hidung.
Permainan ini sempat dilarang disekolah…..karena disekolah lain ada murid yang patah kaki karena tidak mempunyai kuda-kuda yang pas……atau belum benar-benar siap ditunggangin. Tapi itu tidak menyurutkan begundal-begundal disekolah……main tetap berlangsung walau di dalam kelas…..atau di balik pohon yang jauh dari ruang guru istirahat…….sembunyi-sembunyi….walau resikonya jadi ikan asin sampai pulang sekolah ……………………..di jemur di lapangan upacara.
Untuk mengenangnya berikut cara permainannya.
  1. Permainan biasa dimainkan 3 atau 4 orang tiap team. Biasanya ukuran badan menjadi aturan tidak tertulis….biar imbang
  2. Dipilih 1 orang wasit/juri dan merangkap sebagai pancang berpegangnya kuda tunggangan pertama.
  3. Diadakan “Usut/suit” yang biasanya menggunakan symbol dengan jari tangan : jempol, telunjuk dan kelingking menggantikan symbol gajah, orang dan semut.
  4. Pemenang akan menjadi “penungggang” dan yang kalah akan menjadi “kuda tunggangan”
  5. Kuda tunggangan akan membungkukkan badannya seperti orang rukuk (90o derajad) dan saling berpegangan secara rapat. Untuk kuda pertama berpegaan pada wasit atau juri.
  6. Setelah kuda tunggangan siap, maka satu-persatu para penunggang akan mengambil ancang-ancang ………..berlari………. dan hup….. meloncat keatas kuda tunggangan sejauh-jaunya.
  7. Setelah semua naik, maka penunggang dan kuda tunggangan akan mengadakan “usut/suit”. Siapa yang menang akan menjadi penunggang kuda. Begitu juga sebaliknya.
  8. Tugas wasit/juri adalah memastikan tidak ada yang curang, kaki penunggang yang menyentuh tanah/lantai,  memastikan kuda rubuh karena karena kuda-kuda yang tidak kuat dan menentukan siapa yang menjadi penunggang.
  9. Keputusan juri “MUTLAK!” siapa melawan......siap dikucilkan!
Semoga bisa dijadikan ide permainan pada saat 17-an.

Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar