Selasa, 02 November 2010

Ada Swara Mahardika di Sekolah (Kenangan “Vocal Group” malam kesenian di SMP)

10 November 1983 masih 1 bulan lagi lamanya, tapi pengumuman dari kepala sekolah kami pak Idrus pada saat upacara bendera setiap Senin  awal Oktober yang menyebutkan akan diadakan malam kesenian memperingati hari PAHLAWAN itu membuat kosentrasi terganggu. Untung saja lagu Indonesia Raya sudah dinyanyikan sebelum Pak Kepala Sekolah berpidato….kalau sesudahnya…bisa-bisa semua peserta upacara menyanyi lagu wajib aku sendiri akan sekerasnya nyanyi “Sepasang Mata Bola”!

Sampai dikelaspun…..rasanya lama sekali menunggu waktu istirahat untuk membicarakan rencana besar ini!.....ya kita harus berpartisifasi untuk acara ini! Sebagai ketua kelas yang dipilih secara poting….(tanpa money politik dan kampenye yang menghabiskan banyak uang untuk buat kaos) saya sangat membutuhkan dukungan para sahabat-sahabat sekelas.

Eh….gayung bersambut…..semua setuju! Kita harus punya wakil untuk acara ini….luaaaaaaaar biasa! Nah saatnya mencari wakil yang diutus, karena 1 kelas Cuma boleh ngirim satu group. Karena kalau boleh lebih aku yakin acara malam itu akan menjadi acara 7 hari 7 malam seperti adat pernikahan orang Jawa saking banyaknya peserta.

Tidak susah mencari talenta-talenta bagus di kelas ini, ya…. Kami punya 2 gitaris handal yaitu Otek yang petikan gitarnya cuma beda umur saja dengan Ian Antono gitaris God Bless …dan Sandoz…yang ritme senar gitarnya bisa sehebat Mus Mujiono. Jadi kalau di dikaloborasi bisa menghasilkan gabungan Rock dan Jazz yang unik…ditambah tentunya betotan bass dari tangan ku yang terkadang salah….tapi menjadi improvisasi yang manis.

Untuk vocal cewek….kami diwakili oleh Nuri…cewek terpopuler kelas kami, Gurni….si anggun berambut panjang….,Jacky…sitomboy yang bisa luwes kalau menari  dan si Andri yang selalu menebar senyum setiap tampil….suara mereka terbilang merdu…jadi kami percaya tanpa lipsing pun penonton pasti bertepuk.

Nah biar lengkap, kami sisipkan suara baritone pada para cowok…ya disana ada Piyan…yang selalu kurang pede dengan kemampuannya tapi perkara tampil beda dia bisa!..terus ada Yuli….sempat menolak partisipasi…tapi karena semuanya terdiri dari orang-orang hebat kelas kami, maka bersedia juga dia untuk ikut.

Karena waktu cukup mepet….maka kami sepakati untuk berlatih setiap malam. Inilah hebatnya primadona kami Nuri….dengan gagah berani dia menawarkan rumahnya yang besar untuk tempat latihan……ya rumah Nuri paling cocok! Jarak dengan tetangga jauh sehingga gak perlu kuatir ada tetangga yang ngamuk karena lagi sakit gigi. Namun latihan dirumah Nuri punya sensasi sendiri buat kami….karena setiap pulang dari latihan sekitar jam 9 malam, maka kami akan serasa ikut “Dunia Lain”. Ya …setiap melewati rumah sakit saat pulang. Maka ketika memasuki pertigaan, kami akan berlari sekencang-kencangnya ngacir ketakutan….dan meninggalkan para cewek yang wajahnya memutih pucat pasi melebihi wajah putih “mbak kunti” karena takutnya…..Uuh..! dasar para cowok yang gak bertanggung jawab!

Setelah menimbang tema dan keselarasan suara….maka kami memutuskan untuk membawa lagu perjuangan “Sepasang Mata Bola” lagu perjuangan yang selalu membuat kami tergetar dan merinding menyanyikannya.
Tentu sebuah vocal group tidak hanya dituntut untuk mengandalkan olah suara semata, tapi penampilan diatas panggung juga menjadi hal mutlak. Karena saat itu “Suara Mahardika” milik Guruh Soekarno Putara yang begitu fenomenal dan punya gaya glamour tapi masih cita rasa Indonesia bisa diadaptasi.

Ya kami meniru beberapa gerakan ala Swara Mahardika…walau kami juga masih memodiffikasi dengan kreasi sendiri hasil adaptasi dari SKJ (senam kesegaran jasmani) edisi keberapa ya?....saking banyaknya…..yang dilakukan setiap pagi disekolah. 

 Soal kostum…..ya seperti kostum yang digunakan para pejuang di film Indonesia…baju putih celana katun warna krim digulung semata kaki, dengan ikat kepala merah putih…..untuk para cowok dan bawa bambu runcing. Heran juga ya kenapa bambu runcing…padahal di film sendiri ada pejuang yang bawa arit…..Cuma dari pada dikira PKI ya udah bambu runcing ajalah….dari pada ditangkap habis acara.

Untuk para cewek ….sudah pasti kebaya putih di kombinasi dengan kain batik sebetis….menjadikan mereka begitu anggun dan berwibawa layaknya pejuang wanita modern. Walau rasanya akan lebih meriah bila mereka menggunakan baju daster saja…..kan saat perjuangan dulu para wanita banyak yang pake daster saat mengungsi….

Setiap malam kami latihan…entah berapa botol sirup jeruk dan gorengan yang sudah kami habiskan untuk bisa tampil maksimal dipanggung. Entah berapa kali salah gerak yang dilakukan…belum lagi senar gitar yang putus karena terlalu semangat memecutnya…marah…..karena harus mengulang….tertawa…karena ada gerakan yang gak nyambung….semua jadi satu…ya kita bisa!

Hari yang ditunggu telah tiba! Ya malam kesenian SMP YPDP Pertamina Rantau Kuala Simpang Aceh memperingati hari Pahlawan. Gedung serba guna sesak dipenuhi para siswa-siswi, guru, orang tua, keluarga peserta, wartawan amatir dan bahkan undangan kehormatan. Panggung meriah dengan warna-warni lampu dengan latar belakang pemandangan gunung dan sawah buah karya guru kesenian lukis kami Pak Rajali….dan aku sempat melirik kepojok lukisan latar belakang pemandangan itu…..ya disitu ada andilku melukis sawah….ya diatas kertas semen….gak nyangka bisa begitu indahnya dan  betapa bertambahnya kebahagian saat itu.

“Selanjutnya…….penampilan dari kelas 2C……” kata pembawa acara yang aku sendiri gak tau lagi itu siapa karen sangat menikmati ketegangan untuk segera tampil.Uh…………. semua penonton berdiri dan bersorak gemuruh seperti tidak sabar melihat penampilan kami……

Nada-nada dari senar Sandoz mulai berdenting…….semua penonton terdiam…...lalu mengalun ayunan nada dari gitar Otek….irama mistik mulai terasa…..selanjutnya Bass dari gitar ku menyentak….serentak para penyanyi kami mulai menyanyi:

Hampir malam di Djokja…..
Ketika keretaku tiba……….
Remang-remang cuaca……
Terkejut aku tiba-tiba……

 Disaat bersamaan lenggang lenggok mereka menari layaknya “Swara Mahardika” lagi manggung di Istora Senayan…begitu indah….anggun… bersemangat… merdu…. layaknya Andi Mariam Matalata, Marisa Haque, Memes dan Dani Malik memainkan "Lenggang-lenggok Jakarta".


Sedikit memasukan irama asli Indonesia “kroncong” pada nada-nada berikutnya…membuat penampilan kami menjadi special….sesekali kami saling melirik baik ke sesama teman maupun penonton membuat kami semakin bersemangat…….dan percaya diri…..suara sorakan penonton terus bergema….walau karena konsestrasi penuh sehingga kami tak tahu apakah riuh reda penonton melecehkan atau merasa terhibur…

…………………
Hati telah terpikat
Semoga kelak kita…….
Berjumpa……… pula……

Bait terakir lagu itu seolah mewakili hati kami masing-masing….
Ya..pertunjukan telah usai…..tapi tidak untuk persahabatan kami.

Salam Kangen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar