Rabu, 15 Februari 2012

Hargailah saya yang memilih SBY




Masa kepemimpinan Bapak Presiden Susilo Bambang Yudoyono yang  tinggal 2 tahun lebih lagi seolah-olah menjadi  masa yang paling lama ditunggu oleh para calon Presiden berikutnya  beserta pendukungnya. Sehingga segala cara di buat untuk mengisi waktu tunggu ini menjadi lebih cepat termasuk menjelek-jelekan kinerja pemerintah sekarang….. ibarat mencuri start sejak awal.

Terus terang, saya sangat kecewa dengan cara-cara ini, mengapa kita bangsa yang beradat, yang dari Sekolah Dasar di ajarkan agama dan Pancasila lebih suka mencerca, menghina dan menganggap remeh hasil kerja orang lain. Bahkan kita dengan mudahnya mengingkari kesepakatan kita sendiri.

Pemilihan Presiden yang berlangsung  tiap 5 tahun dengan di balut UUD 45 dan UU lainnya sudah kita jalankan. Tapi kita sendiri yang mengingkari.  Seharusnya kita harus komitment siapa pun yang menang pemilihan itu….. kita harus dukung…… kata dukung bisa dalam bentuk usulan atau syaran yang sifatnya membangun. Bukan memaksakan kehendak harus menjalankan yang kita mau.

Bangsa ini terlalu bangga dengan DEMOKRASI….. sehinggak lupa demokrasi itu apa?? Lihatlah para “orang  pintar” di Indonesia yang selalu dengan mudahnya di depan Televisi, Koran atau  apalah namanya  menghujat kebijakan, keputusan bahkan semua hal yang di lakukan Presidennya.  Sampai Presiden menerima penghargaan dari PBB pun di hujat…….. apa ini???? kok sampai segitunya menilai rendah suatu prestasi yang di hargai bangsa lain??? mau jadi apa kita ini???

Semua tindak tanduk Presiden di komentari… semua salah….. apa kita mau jadi bangsa yang cuma bisa menyalahkan orang lain tanpa mau bekerja??? Lihat lah setiap kali ada acara debat, wawancara para orang-orang  yang  pintar-pintar  selalu bilang….. “seharusnya pemerintah (presiden) berbuat begini, begitu…….”. 

Apa tidak pernah ada di benak mereka untuk berfikir menyumbangkan sesuatu tanpa terlalu bergantung pada pemerintah??? Saya rasa itu lebih berguna….. minimal diam sajalah gak usah mengomentari yang bukan bidangnya. Atau memanasi  suasana…. karena saya tau ngomong lebih mudah dari pada melakukan pekerjaan dan orang yang pintar ngomong biasanya gak pandai kerja…… itu yang saya tau.  Atau apakah lebih nikmat mendapat bayaran uang dari menghujat dan menghina orang??

Belum lagi anak bangsa ini yang dengan terang-terangan menghina Presiden sebagai simbol Negara tanpa perasaan….. sakit rasanya hati ini melihat orang yang sudah saya pilih dan sudah diangkat secara demokrasi di perlakukan begitu………. apa yang berbuat  begitu yakin dia lebih baik dari orang yang dihinanya??

Saya jadi ingat beberapa orang sahabat saya dari negara lain atau ketika membaca berita di TV atau media  lainnya  koment warganya  setiap ditanya mengenai hal yang bukan bidang atau urusannya…… “maaf itu bukan urusan saya, sudah ada yang mengurusinya…”


Jadi kesimpulannya, tolong kita bekerja saja sesuai bidang kita masing-masing…… konsentrasi  dan  lakukan yang terbaik untuk pekerjaan kita sendiri . Saya rasa negara ini bisa lebih maju dari pada kita harus setengah-setengah melakukan pekerjaan kita sendiri dan lebih banyak mengomentari  bahkan menghujat orang lain.

Begitu juga soal keputusan say memilih SBY sebagai presiden …. tolong di hargai….. saya janji kalau priode depan pilihan anda yang menang  saya  akan  dan lebih memilih melakukan pekerjaan saya sendiri dari pada ngurusi atau menghujat PRESIDEN  pilihan anda.

Salam