Senin, 25 Oktober 2010

Shock Therapy

Belum menulis tema ini saja sebenarnya saya sudah senyum-senyum sendiri bila teringat kejadian ini. Walau kejadian ini sudah puluhan tahun berlalu tapi kok masih lekat dalam ingatan ini…bahkan sampai sampai bangku sekolah dan posisi duduk waktu kami kelas 6 SD saat kejadian ini masih terlukis jelas. Itulah hebatnya memori otak ini, mungkin kalau cuma disimpan di USB (saat itu belum ada) mungkin kejadian ini sudah hilang dari memorinya…bisa jadi rusak karena istri mencuci celana tanpa cek isi kantongnya dan saya belum mengeluarkan dari kantongnya karena saya rasa celana yang baru dipakai 2 minggu masih layak pakai untuk minggu berikutnya…tapi versi istri celana cuma boleh dipake 2 hari saja…. atau dipinjam teman yang suka lupa (lupa mulangkan).

Saya punya sahabat dan menjadi teman sebangku ( sebenarnya salah ya …teman se meja …karena mejanya yang sama tapi kursinya terpisah) waktu SD. Si Bob namanya.
Bob selalu kesusahan bila dalam keadaan tertekan atau ingin buru-buru bicara…maka kalimat yang indah harus berulang di awal….”A…..aaa…aaa…aaaaku mau pulang cepat Wan….”….atau…..”Be…b…b…..bebe….sok…..aa…..aaaakku mau ke Medan Wan”. Begitu seterusnya….mirip denga si Jimron di Film “Sang Pemimpi” Cuma bedanya Jimron gila kuda…..di Bob gila sepeda.

Yang membuat si Bob tambah berkeriangat dan strees…adalah bila harus membaca secara bergiliran bila pelajaran Bahasa Indonesia yang diajar Pak Rahman….guru killer yang bisa sesuka hatinya menghentikan murid yang sedang membaca dan memerintahkan murid lain menyambungnya…terutama orang-orang seperti kami yang lebih senang mengombrol dikelas atau sekedar beradu kuat lengan di bawah meja. Tambah strees lah si Bob…bila dia yang ditunjuk…dan harus menyambung bacaan entah dari mana….jangan berharap ada kata yang lengkap ,cuma hurup aja yang bakal keluar……”A…a….ack….akc…….a….acck?” karena belum lengkap hurup itu jadi kalimat kuping si Bob sudah panas duluan di jewer si “killer”.

Dari mulut ke mulut…(walau ini harus di koreksi…menjadi dari mulut ke telinga….dari mulut ke telingan begitu seterusnya mungkin sampai 100x) akhirnya ketemu rumusnya kalau orang yang “gagap” harus di”tampar” tu mulut kalau datang gagapnya. Ya istilahnya shock therapy.

Sesuai kesepakatan dan melihat kondisi saat itu, maka hanya pelajaran bahasa Indonesia lah saat yang tepat melaksanakan skenorio tersebut….walau resikonya tinggi…..(kan ingat pepatah…semakin besar resikonya semakin hebat hasilnya). Resiko tinggal resiko…masa depan lebih penting.

Saat yang ditunggu tiba….semua murid diam bersiap dan was-was menjadi pembaca berikutnya…..”Stop!”…….”Bob…lanjut!” teriak si Killer. Nah lo……saatnya tiba….saat Bob mulai tarik napas dan …..”A….acck…ck……kc….” langsung lah tapak tangan ku yang sudah ditarik setengah lingkaran dan dengan kekuatan penuh mengarah ke mulut si Bob……plak!.....si Bob pun menjerit….”Aduh!”…belum lagi sempat kepikiran langkah berikut…..wow…kepala dan rambut rasanya berputar-putar di barengi rasa sakit yang luar biasa…plus suara “duk” kepala kami beradu karena kedua tangan si Killer” menjambak rambut kami memutarnya dan kepala kami beradu. Rupanya bukan cuma sampai disitu…tapi plus di usir dari dalam kelas!

Percaya atau tidak….Allahualam…... nyatanya sekarang si Bob lancar bicara …bahkan dalam memimpin rapat penting. Rasanya perlu di coba tu shock therapy dalam kehidupan ini walau dengan jalan atau kasus yang berbeda……mau mencoba?

Untuk sahabat ku Bob…maaf saya sharing tulisan ini buat teman yang lain…..tapi Bob,….jangan-jangan kalau kamu tidak saya tampar waktu SD, mungkin kamu lebih top dan lebih hebat dari Aziz Gagap…i...ik...ik...iih..….iya.kan?.....ha…ha….

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar