Minggu, 24 Oktober 2010

Hukuman Terberat

Masing masing orang pasti pernah mendapat hukuman dalam hidupnya. Ya…hukuman bisa dari Jaksa, dari kepala sekolah, dari pelatih sepak bola. Bakan dari orang tua pun pasti kita semua pernah mendapatkannya. Hukuman yang diberikan setimpal atau tidak tergantung orang yang melaksankan atau orang yang menjatuhkannya.

Sahabat jaga malam saya sebagai petugas electric diperusahaan bubur kertas pernah bercerita bagaimana dia dihukum ayahnya karena berbuat kesalahan dengan diikat dipohon yang yang ada semut rangrang (semut merah yang besar yang kalau gigi sakit dan gatal, bahkan sakin gatalnya membuat kulit terkelupas digaruk dan menjadi lama sembuhnya). Atau sahabat saya waktu kecil yang karena main hujan tanpa izin ortunya akhirnya ortunya murka dan menghukumnya berlari di tengah hujan dengan telanjang bulat keliling komplek….untung aja masih kecil…kalau sudah besar seperti sekarang mungkin ortunya akan satu sel dengan Ariel Peterpan karena bisa dikenakan undang-undang pornografi serta pasal berlapis undang-undang darurat tahun 1951. Ini undang-undang kok masih ada ya? Apa masih relefan ama jaman sekarang atau para orang hukum udah kehabisan akal sehingga UU yang udah tuapun masih berlaku.

Itu hanya sekelumit hukuman yang pernah dijalani dari orang-orang sekitar saya, masih banyak contoh lainnya. Bagi saya sendiri, mengingat hukuman jadi teringat waktu SMP, ketika guru favorit saya sampai saat ini, Pak Ritonga namanya menghukum murid dikelas kami yang tidak belajar malam sebelumnya dengan pertanyaan pelajaran geografinya.
Setiap murid ditanya, yang gak bisa menjawab harus naik keatas meja buat anak laki-laki, dan naik ke atas kursi buat anak perempuan. Untung aja gak terbalik, yang perempuan naik di atas meja….wah bisa bahaya kalau para laki-laki mendongak keatas.

Bersyukur saya bisa menjawab soal (hanya 3 orang yang tidak dihukum saya dan 2 murid perempuan), kalau tidak bisa menjawab mungkin saya akan menjalani hukuman paling berat dan memalukan sepanjang hayat saya. 

Mungkin beruntung para anggota Dewan terhormat karena saya tidak duduk di Dewan Kehormatan DPR (ngimpi…..). karena saya akan menghukum anggota Dewan yang malas dan tidur serta asbun (asal bunya) dalam rapat dengan hukuman ala pak Ritongan guru  idola saya itu, “naik ke atas meja”.
 Kebayangkan dalam siaran langsung di TV ada anggota dewan yang berdiri di atas meja???? Ha…di jamin gak hadir atau mengundurkan diri tu anggota dewan…

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar