Kamis, 09 Desember 2010

My “SOLIDARITY FOREVER” Team


Ada 3 team dalam hidup ini yang selalu aku kenang dan selalu aku banggakan.
  1. My Los-Galacticos …… ini adalah team sepak bola kumpulan teman-teman sekelas di SMP yang luar biasa.
  2. My Super Team ….. kumpulan para EO (Event Organizer) kelas kampung di kantorku sewaktu di Jambi. Yang membuat kegiatan-kegiatan gila dan berkelas
  3. My Solidarity Forever.
Dua team diatas sudah ku ceritakan di blogku terdahulu.Maka sekarang giliran My Solidarity Forever.
Sebenarnya aku bingung…. Mau di kasih nama apa yang cocok untuk teamku yang ini…… tapi…. Ya udahlah biar gampang di ingat……….
Kata “Solidarity Forever” ini adalah moto yang kami pilih dari bermacam-macam moto yang disodorkan saat itu. Dengan melalui votting tanpa politik uang (ini aku yakin karena kami adalah kumpulan pengangguran intelek yang gak punya uang) maka karya si Benhard “Beben” Sinaga lah yang terpilih.
Oh ya…… Solidarity Forever adalah kumpulan sarjana S1 dan akademi D3 yang menjadi peserta Program Latihan Kerja angkatan ke 3 di PT Indosat Medan tahun 1994. Ini adalah kumpulan orang-orang yang beruntung bisa bergabung dan mendapatkan beasiswa gratis belajar di PT Indosat selama 6 bulan. Mengisi waktu sebagai pengangguran tak kentara……………..
Soal ilmu yang didapat? Gak usah di bahas lah….. nyatanya setelah selesai menjalankan program ini semua alumninya laris manis di bursa tenaga kerja………. semanis wajahnya saat pelepasan di hari perpisahan……
Mungkin kesan dari sahabatku Lulu Kurnia di buku Alumni bisa mewakili:
Enak sih ……. dapat pengalaman baru, dapat teman baru, lingkungan baru dan dapet UT lagi……
Mau tau UT itu apa?
UT adalah Uang Transport…. Jumlahnya cukup besar yaitu Rp 200.000,- Untuk transport pada saat itu lebih dari cukup……… karena makan siang sudah di tanggung disana…. Malah dengan menu special segala walau ngambilnya malu-malui…… pa lagi buat anak kost seperti ku.
Hari-hari pertama sih belum terasa asik….. mungkin karena kami belum saling mengenal…… orang yang aku kenal hanya Driwantara…… sahabatku dari SMP yang sama di Aceh. Hanya yang mungkin membuatku terasa asing karena harus sekelas dengan 14 cewek dan 14 cowok……. Karena selama hampir 5 tahun di ruang kampus Electro…. Aku hanya melihat 2 cewek didalam kelas…… itupun tingkah, gaya dan wajahnya melebihi para cowok. Jadi grogi juga ya…………. Dan gak pede aja...... pa lagi harus bertatap mata.
Tapi rasa kebersamaan……… senasip….. dan sepenanggungan …. Serta tak kenal maka tak sayang…. Tak sayang maka belum berani mencaci……. Lambat laun luntur dan mencair….. menjadi hubungan paling asik sepanjang masa……..
Saat paling ceria tentu saat setiap minggunya bisa berkumpul lagi dalam 1 kelas baik saat kursus bahasa Inggris atau kegiatan lainya……… menikmati gurauan bersama primadona kami Dian “Mildred” Indriaty. Aku lupa siapa yang kasih gelar Mildred didirinya……… (semoga ada yang mengakuinya) … tapi yang aku tau Mildred adalah seorang asisten Remingtoon Steel di TV yang di bintangi Prince Brosnan yang terkenal itu. Antara Mildred dan Dian ada banyak kesamaan dalam bentuk maupun tingkah……..makanya dapet gelar itu. Itu aja………. Maaf ya Dian……… aku menyamakan mu dengan bintang di TV….. maaf juga ya Dian…… itu hanya senda gurau agar kita semua tertawa…….. terbahak-bahak walau harus melanggar HAM dirimu……… tapi aku tidak sendiri………. Ada Elexon Tampubolon juga loh yang suka ngompori…….. ampun ya bu….. ayo yang lain minta ampun… kalian juga ikut berpartisipasi bantu ketawa….. ha…ha…. hi………hi……. semoga Dian Indriaty cepat diketemukan…… biar kami bisa minta maaf…….. dan mentertawakanmu lagi seperti dulu……….. hi…..hi…..xi…xi………
Rasanya belum lengkap tanpa air mata…… karena saat terindah dalam persahabatan adalah saat kita bisa tertawa dan menangis bersama……. Bagaimana kita begitu emosi dan sedihnya saat curhat dengan management di Indosat terhadap sikap-sikap yang sinis dan kurang bersahabat dari karyawannya……. Tapi itulah…….. resiko dan tantangan……. yang akan di hadapi di dunia kerja…….. yang ternyata lebih dari rasa duka itu……… seperti wejangan dari GM Indosat Medan saat itu Bapak Wahyu Wijayadi ……. “dunia kerja itu kejam” itu melekat erat di kepala ku sampai sekarang.
Enam bulan disana tentu ada saat-saat bosan……. Apa lagi saat tugas rutin sudah selesai dilaksanakan……. Untuk mengisinya biasanya aku pura-pura ke lantai 7 bangunan Indosat…… alasan cek peralatan Lift……. Disana bisa melihat kota Medan dari ketinggian …….. , menelpon gratis ke seluruh Indonesia ……. sampai sahabat yang nun jauh disana pada heran aku bisa interlokal mereka di siang bolong yang mahal amat taripnya….. karena di ruang lift itu ada telponnya……., ke perpustakaan membaca buku-buku, cerita masalah bisnis ayam dengan Riza Fahlevi yang kocak dan cuek atau kalau masih bete bisa ke bagian pemasaran……. ngerumpi….. dan bergosip…..  karena mayoritas cewek-cewek PLK tugas disana…………..
Waktu terus berjalan…… akhirnya perpisahan itu datang juga……… satu yang aku salut dari kalian……. Bagai mana kita tanpa malu dan ragu…. Membuat buku Alumni PLK3 yang murah meriah……. Hanya berbekal kertas foto copy itupun kita foto copy di kantor Indosat…….supaya gratis……. di bandingkan kertas lux dan indah di PLK terdahulu…… tapi percaya lah…. Walau foto copyan…… buku itu masih ada yang menyimpan dan sekarang ada di di hard disk kita bahkan di server Facebook ……… luar biasa….. terima kasih Wan Hazil…… yang telah menyimpannya dengan baik…….. aku saja yang membuat udah lupa entah dimana buku itu. Dan kita memberikan souvenir sederhana  dari acrylic bening ber logo PLK 3 ke PT Indosat…….. yang kita pesan seharga Rp. 27.000,- di daerah Sambu.
Walau kita sudah tidak di PLK lagi….. saat masih di Medan kita masih sering ngumpul…….. aku ingat itu di rumah Hesti……… trims ya Hesti salam buat keluarga terutama ibumu…… yang udah bersedia di pakai rumahnya….. aku yakin kamu pasti nombok karena kami……….
Rasanya ada yang kurang …. cerita seru ini……… dari My Solidarity Forever Team ……. Kok gak ada ya yang jadian……..???? apa dulu gak ada yang CINLOK (Cinta Lokasi)? Ha…..ha……….. cerita lama……… Dan tanyakan di hati masing-masing………. sajalah………. simpan rahasianya…………. rapat-rapat.
Seperti kata orang bijak “ Adalah mudah merubah sahabat menjadi pacar……..dan apakah mudah untuk pacar di jadikan sahabat”?
Mungkin inilah yang kita usung…….  
Duh……. Rasanya memory yang aku simpan di kepala tentang “Solidarity Forever” hampir habis neh….. karena masih pake discad yang di pake jaman itu, yang kapasitasnya masih 2,4Mb tanpa foto lagi………
Sebelum aku akhiri…… izinkan aku pinjam kesan dari sahabat dan supir kami yang hebat itu:
Indahnya pagi di ufuk timur, indahnya hari seindah hari-hariku bersamamu, teman PLK (Siti Rahmah)
Terima kasih para “My Solidarity Forever Team”  karena kalianlah nuasa hidupku menjadi lebih indah…….. dan sampai sekarang masih mengisi hari-hari ceria bersama ……. Walau hanya di status dan coment di FB
Semoga para “anak hilang” yang belum kita temukan dan bergabung kembali segera bisa kumpul lagi………… Forever

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar