Saat tinggal di Thailand karena urusan pekerjaan projek, tidak terpikir sama sekali untuk ke AYUTTHAYA. Tapi ketika rekanan kontraktor dari Thailand, Mr. Charoong C. Norwich yang berusia 69 tahun dan merupakan master sipil engineer tamatan Hawaii yang lancar berbahasa Inggris (karena tidak mudah menemukan orang Thai yang bisa berbicara bahkanmembaca tulisan latin) menyarankan saya untuk ke AYUTTHAYA.
Karena saya buta tempat tersebut, maka saya coba cari segala info di Mbah GOOGLE. Ternyata memang benar tempat tersebut tempat yang banyak di kunjungi turis dan merupakan tempat yang di lindungi. Berbagai info saya coba gali dan tentunya saya print out MAP kota tersebut untuk bekal di jalan.
Minggu, 29 Jan 2012 saat yang tepat untuk berangkat kesana karena saya libur. Kebetulan saya tinggal di Kota Rangsit propinsi Ayutthaya, dimana semua jalur utama dari Bangkok menuju Ayutthaya melaluinya Rangsit. Dari Rangsit saya menggunakan Van mini bus, dan tidak menggunakan BUS karena dengan VAN bisa lebih cepat. 40 bath atau sekitar Rp 12.000 saya sudah di dalam Van, saya sengaja pergi lebih pagi berdasarkan info yang saya dapat agar saya bisa banyak mengunjungi beberapa tempat. Pukul 07: 30 Van berangkat, begitu kagetnya saya ketika saya harus diturunkan di jalan dan di minta transit disuatu tempat dekat kota Ayutthaya. Dengan bermodal peta yang sudah saya print, saya berbahasa tarzan dengan orang sekitar saya harus menggunakan angkutan mana. Beruntung saya ketemu orang Thai yang mengerti bahasa Inggris, dari pakaiannya saya lihat dia bekerjaa di perusahaan asing. Dan saya di sarankan untuk melanjutkan denga angkutan kota, kendaraan pick up yang di beri tudung di belakang yang banyak di gunakan di Thailand seharga 7 bath = Rp 2100 (mudahkan teransfer harga BATH dengan Rupiah dengan mengalikan Rp 300,-).
Setelah diatas angkutan kota, saya kembali binggung saya harus turun dimana?. Dengan modal peta tadi saya tanya lagi ke orang di angkutan, bukan jawaban yang saya dapat tapi malah kebingungan… ha.. ini lah pentingnya bahasa ya. Entah mengapa, angkutan itu berputar di depan Railway Station Ayutthaya. Ok saya langsung stop di situ, karena saya pernah baca di komunitas Back Packer mereka start dari sana dan di depannya ada rental sepeda atau sepeda motor.
Benar saja tepat di depan Railway Station disebrang jalan saya lihat tulisan rent sepeda motor. Yang punya rental wanita sebaya yang masih cantik dan pasih berbahasa Inggris, sehingga semuanya menjadi mudah. Bermodal foto copy PASPORT yang kita tanda tangani, motor sudah bisa di gunakan. Oh ya untuk rental motor matic tersebut (Honda SCOOPY) kita harus siap denga 200 bath. Tapi buat yang mau lebih ngirit bisa rental sepeda saja seharga 40 bath. Saya pilih sepeda motor karena agar bisa lebih cepat dan banyak tempat yang bisa saya kunjungi.
Bermodal peta ditangan yang sudah diberitanda pemilik rental untuk wajib di kunjungi, karena di sana banyak sekali Wat atau Candi di temukan di sana, saya memulai petualangan. Memulai dari gerbang masuk kota Ayutthaya saya sempati untuk berhenti dan foto sejenak bersama rekan sejalan saya si Honda Scoopy rental.
Hanya beberapa ratus meter ke depan langsung di kanan saya terlihat area yang sangat luas dan banyak Wat , disini banyak jalan kecilnya menuju Wat, sayang sedikit kurang ter urus, mungkin karena di sini jarang di kunjungi, tapi saya masih ketemu petugas kebersiahan area Wat. Beberapa foto sempat saya ambil. Beberapa mobil saya lihat ada disana, ternyata orang yang sedang belajar mengemudi dan warga sekitar yang bermain di taman. Di are tersebut juga ada patung wanita tua yang sedang duduk, sayang saya tidak tau siapa namanya
Perjalannan lanjut lagi….. sampai di Wat King U – Thong, yaitu patung Buddha yang lagi tertidur miring. Disana bertemu dengan turis dari Jepang dan Inggris, bahkan sempat minta tolong mereka untuk mengambil foto saya di Wat tersebut. Oh ya ……ada yang menarik setiap saya minta bantuan turis asing untuk ngambil foto dengan kamera saya (karena saya hanya sendirian), setelah mengambil gambar, mereka selalu bertanya apakah hasilnya baik untuk saya? kalau tidak mereka akan mengulangi kembali mengambil foto untuk saya… luar biasa.. ini salah satu pelajaran penting buat saya ketika.
Saya perhatikan, turis asing yang datang kesana umumnya berfoto sambil menunjukan tangannya kearah batas air waktu banjir besar di Thailad November 2012. Di area Wat King U Thaong hampir setengah badan patung terendam saat itu, bahkan sisa banjir November silam itu masih banyak bekasnya di sana. heran juga daerahyang begitu luas di Thailand bisa banjir sebegitu dalam sampai ke Rangsit tempat saya tinggal. Benar benar dahsad banjir tersebut.
Perjalanan terus berlanjut, semua Wat di kunjungi Wiharn at Wat Thammikarat ,Viharn Phra Mongkolbophit , bahkan disini rempat belanja souvenir dan begitu banyak penjual makanan disana. Wat Mahathat (kepala patung Buddha yang terlilit akar pohon) disini harus berkunjung, karena tempat ini sangat terkenal. Jangan lupa pada saat foto dengan kepala patung Buddha yang terlilit akar pohon tersebut ada peringatan saat foto kepala kita tidak boleh lebih tinggi dari kepala Buddha.
Disini saya ketemu gadis kecil ber umur 3 tahun anak campuran ayah Jerman dan ibu Francis, wajahnya manis sekali….. dan saya sempatkan foto bersamanya, ternyata ibunya ramah dan kami sempat ngobrol bersama suaminya. Suaminya ternyata pernah ke Flores. Diselah obrolan kami…… saya pesan ke mereka untuk datang ke Indonesia karena Indonesia lebih indah….. . … walau entah kapan. HA… ha…. disempeti juga ya… promosi pariwisata Indonesia….. semoga di ikuti temen lainnya ya. Malah sebelum berpisah mereka mengucapkan sampai…” jumpa Iwan di Indonesia………..” (dalam hatiku berfikir kenapa tidak ……..”sampai jumpa ya Iwan di Francis atau Jerman … Negara yang selalu ingin ku kunjungi)
Saya ingat pesan sahabat saya yang master sipil dari Hawai , Mr. Charoong C. Norwich, bahwa ada pasar diatas air Water Floating Market dan Water Theater disana. Maka saya sempati kesana, kebetulan saat muter-muter mencari Wat , saya sempat melihat penunjuk arahnya.
Saya ikuti arah penunjuk, tapi saya tidak melihat tanda-tanda keramaian, malah saya tersesat kea rah lain. Alhamdullilah saya malah bersyukur ternyata disana saya mendapakan Mesjid untuk shollat. Sayang saya lupa dan tidak sempat mengambil gambar. Tapi Mesjid ini adalah mesjid kedua yang saya temui selama saya di Thailand.
Setelah selesai sholat, saya bertanya dengan warga sekitar di mana saya mendapatkan makanan yang HALAL. Mereka menunjuk warung di depan jalan. Ok saya kesana…. ke warung yang sangat sederhana….. tapi saya melihat penjualnya menggunakan JILBAB dan saya tanya apakah dia muslim? ya dia jawab. Ok saya pesan makan disini . Oh lala….. ternyata dia hanya menjual bakso (gak tau apa namanya di Thailand) padahal saya pengennya makan nasi. Ya saya tetap menyantapnya walau rasanya sedikit beda dengan Bakso di Indonesia karena di Thailand mereka umumnya memakai daun serai yang banyak sebagai REMPAH. Yang penting perut terisi.
Selesai makan karena masih penasaran saya tetap mencari Water Floating Market dan Water Theater, tapi apa daya ternyata pasar tersebut tidak buka, malah saya tidak melihat tanda-tanda ada keramaian lagi disana. Sayang…. padahal saya berharap bisa melihat sandiwara di Water Theater yang katanya pemainnya bisa berjalan di atas air.
Perjalannan berlanjut… dengan sedikit tersesat saya malah ketemu tempat kandang GAJAH yang digunakan untuk berkeliling Ayutthaya, bahkan masih ada di sana patung tentra Gajah.
Gak terasa jam sudah pukul 3 sore, kulit sudah mulai gosong disengat matahari, saatnya pulang ke Rangsit. Sebelumnya harus mengembalikan motor. Wah.. untuk kembalikan motor juga masih perlu perjuangan……. tanya sana sini akhirnya nemu juga. Sampai di sana, pemilik rental langsung cek motor dan bensinnya, ternyata jarum bensin tidak bergerak sama sekali… hebat juga neh Honda Scoopy iritnya, jadi gak perlu isi bensin lagi atau bayar bensin… lumayan.
Saya harus menuju stasion BUS .
Melalui petunjuk pemilik rental, saya menuju penyebrangan yang berjarak hanya 50 meter. Hanya 4 bath yang saya keluarkan untuk tiket penyebrangan tersebut. Saya sempat ambil foto disini. Oh ya bagi yang rental sepeda bisa menggunakan boat bermotor ini untuk menyembrang ke Ayutthaya. Diatas boat saya teringat boat yang ada di Film perang Vietnam….. karena sangat mirip…… atau yang di kendarai si Rambo.
Sampai di seberang, hanya berjalan lebih kurang 200 meter melewati pasar yang ramai, akhirnya saya melihat Bus Stasion. Ok… tanya sana sini akhirnya ketemu Van yang kearah Bangkok dan saya merogoh kocek 60 bath untuk ke Rangsit. Sebenarnya bisa menggunakan BUS yang besar kesana, tapi saya fikir saya sudah terlalu lelah maka saya pilih naik Van saja.
Pukul 15: 45 … van berangkat , Walah… saya ngantuk benar di dalam van….. capek dan letih plus terkena AC yang dingin… ngantuk…… dan ngantuk…. berkali kali nguap dan terlayang sekejap…….saya tahan ngantuk ini agar saya jangan kelewatan turun di Rangsit. Karena saya kuatir supir nya lupa.
Pukul 16:25 saya tiba di Rangsit depan Mayor Cineplex. Dan van melanjutkan perjalanan ke Bangkok. Saya gembira karena saya sampai ke Aparment lagi….. suatu pengalaman yang indah. Yang tidak pernah terlintas di benak ini akhinya bisa saya lakukan.
Salam
Terimakasih pak ceritanya, membantu sekali kebetulan saya akan berlibur ke Bangkok di februari ini hanya ragu apakah akan mengunjungi Ayutthaya atau tidak, nampaknya bagus sekali jadi sudah saya tetapkan akan ke Ayutthaya nanti :D
BalasHapus