Sabtu, 29 Oktober 2016
Menjalankan masa kecil di Aceh Timur, masa remaja di Pangkalan Brandan Sumut, Kuliah di Medan, meniti karir Engineering di Jambi, Bintan, Jakarta dan menetap di Bogor
Menjalankan masa kecil di Aceh Timur, masa remaja di Pangkalan Brandan Sumut, Kuliah di Medan, meniti karir Engineering di Jambi, Bintan, Jakarta dan menetap di Bogor
Jumat, 29 Juli 2016
JONGKONG (Si Super LEZAT dari bumi MELAYU MEDAN)
Bisa jadi makanan tradisional satu ini banyak yang belum
pernah icip-icip, bahkan mendengarnya saja sangat asing. Namun bagi warga kota
medan utamanya MELAYU asli MEDAN jajanan enak yang berbungkus daun pisang yang
dikukus ini begitu mengiurkan.
Susah di dapat karena biasanya JONGKONG banyak di perjual
belikan di Bulan Ramadhan sebagai perlengkapan berbuka atau di acara resmi saja.
Bisa jadi sulitnya menemukan makanan lezat ini karena proses pembuatannya yang
sedikit rumit.
Diolah dari tepung beras dan sedikit garam yang di temeni
perasan daun pandan dan daun suji,
terasa begitu alami, sehat dan
menyegarkan. Hasil olahan bahan-bahan tersebut dimasak di dalam panci yang
terus di adon agar terhindar dari menggumpalnya tepung tersebut, jadi perlu
hati-hati dan kesabaran untuk mendapat hasil yang memuaskan. Lalu adonan yang
sudah matang di masukan kedalam cetakan dan dibiarkan sampai membeku sebelum dipotonng-potong sesuai selera ( ukuran porsinya)
untuk selanjutny di bungkus daun pisang.
Pada saat pembungkusan dengan daun pisang, disiramlah
potongan adonan yang telah beku tersebut dengan santan kelapa dan gula aren.
Sehingga potongan “jongkong” setengah jadi tersebut benar-benar terendah kuah
gurih nan manis itu.
Selanjutanya bungkusan jongkong yag sudah lengkap, siap dikukus
sampai matang.
Aroma daun pisang, daun suji, daun pandan dan aroma khas
santan kelapa begitu terasa saat makanan ini dibuka dari bungkusnya dan siap di
santap.
Emmmm…. Rasanya 2 bungkuspun belum tentu cukup untuk
memuskan dan menikmati kelezatannya.
Yang pengen silahkan PM aja.
Salam
.
Menjalankan masa kecil di Aceh Timur, masa remaja di Pangkalan Brandan Sumut, Kuliah di Medan, meniti karir Engineering di Jambi, Bintan, Jakarta dan menetap di Bogor
Kamis, 26 Mei 2016
PROMO Produk ku
Menjalankan masa kecil di Aceh Timur, masa remaja di Pangkalan Brandan Sumut, Kuliah di Medan, meniti karir Engineering di Jambi, Bintan, Jakarta dan menetap di Bogor
Rabu, 25 Mei 2016
Hajar 'Aswad (antara Harapan dan Izin Allah)
Dari minggu-minggu belakangan ini entah kenapa kok aku
merindukan benar suasanya Kabah, bisa jadi Karena banyak teman2 dan saudara
yang di bulan2 ini berangkat UMROH.
Air mata gak bakal habis menetes setiap ingat saat2 indah
itu, apa lagi saat pertama melihatnya . dari
sisi kiri bahu yang berbalut kain ihram saat Tawaf Bangunan
Ka’bah, yang menurut al-Qur’an pada surat al-Baqarah ayat 127 dibangun oleh Nabi
Ibrahim dan anaknya, Ismail kira-kira
pada tahun 2130 sebelum masehi, masih bedirikokoh dan menjadi kiblatnya semua
umat Islam Bbahkan tak terasa putaran ke 7 berlalu ditengah himpitan, tabrakan dan desakan tubuh-tubuh yang lebih besar
sembari menjaga barisan rombongan kami tetap utuh dan kompak. Suara doa dan
bacaan para jamaah dari berbagai rombongan dan negara terkadang membuat
konsentrasi dan suara dari para muntawib serasa seperti tak terdengar walau
hanya berjarak beberapa langkah.
Begitu khusuknya saat itu namun masih sempat terlihat
puluhan bahkan ratusan orang saling berebutan menuju satu pojok…. Ya tempat itu
dinamakan BATU Hajar 'Aswad tempat yang di Sunahkan untuk di cium,
bahkan menurut sejarah Rasullulah yang saat itu berusia 35 tahun dengan bjaiksananya
bisa menghindari perang saat beberapa suku berebut untuk bisa meletakkan BATU
yang diambil Nabi Ismail dari satu bukit yang bisa menjadi suar dan memberi
tanda kepada seluruh umat manusia, dan pada saat inilah, malaikat Jibril diutus
Allah untuk membawakan sebuah batu yang konon katanya dulunya berwarna putih.
Begitu kira-kira sejarah yang pernah aku baca
.
Aku berusaha untuk
tetap focus menyelesaikan thawaf ku……. Alhamdullilah semua rombongan selesai
menjalankannya sampai ke Sa’ngi antar safa dan marwa 7x dan tentunya guntingan
beberapa helai rambut, Alhamdullilah selesai ibadahku, termasuk ibu mertuaku yang saat itu berusia 82
tahun…. Shubahannallah…..
Keesokan harinya, setelah melaksanakan sunat tawaf dan sholat sunat beserta rombongan, kami sempatkan istirahat di
pinggiran Ka’bah sembari memandangi indahnya arsitektur Kabah yang sedang di
renovasi besar-besaran dan wangi khas kiswahnya serta ribuan orang yang terus
berdoa mengucap asma Allah tanpa henti
mengelilinginya….. luar biasa…. Sesekali wajah menengadah melihat jam besar yang
berdiri gagahnya dari area Zamzam tower.
Wajah bahagia dan khusuk terus bergerak
berlawanan arah jarum jam sepertinya memberi keseimbangan alam dan putaran bumi
yang bergerak berawanan. Cipataan Allah yang Maha Sempurna ALLAHHUAKBAR.
Aku ingat mimpi dan anganku untuk bisa mencium HAZAR ASWARD
jika di Izinkan Allah saat di tanah air .Itu mengganggu konsentrasi dalam
menikmati indahnya Mesjidi Haram dan dinginnya lantai Kabah yang sangat kontras
dengan panasnya suhu saat itu… 48 derajat celcius.
Suasanan saat itu tidak begitu ramai seperti yang aku lihat
selama ini di TV, aku izin dengan istri dan keluarga ku yang saat itu sedang
istirahat bersama beberapa rombongan, dan mereka mendoakan agar mimpi dan
impianku terkabul.
Ku tenggak beberapa cangkir AIR ZAMZAM yang sejuk itu dari tong yang berjejer
yang tentunya bersalawat terlebih dahulu, lalu bergegas mengikut arah tawab aku mendekati sudut TIMUR KABAH
mendekat ke Hajar 'Aswad yang
menurut sejarah mengenai batu itu sempat
mengalami beberapa kerusakan yang signifikan. Batu ini juga diceritakan pernah
pecah oleh batu yang ditembakkan oleh katapel saat terjadi penyerangan Mekah
oleh Umayyad. Fragmen-fragmen batu yang pecah itu kemudian disatukan kembali
oleh Abdullah Ibnu Zubayr menggunakan perak.
Langkahku semakin dekat bahkan hanya berjarak 3 meter lagi….
Namun suasanya seperti mulai tak terkendali…. Beberapa rombongan dari berbagai
benua bahkan mulai melakukan dorongan yang membuat kacau kerumunan disana…. Jeritan
ibu-ibu dan orang tua menggema seiring terus menerus semua berusaha mendekat ke
satujuan. Bahkan aku merasa bukannya aku semakin dekat … malah aku semakin
menjauh dari harapanku…… beberapa kali aku liat orang terlempar melalui atas
kepala umat yang berkerumun dalam keadaan lemas kehabisan tenaga…. Alhamdullilah
mereka masih selamat.
Sekilas kau hampir mengurungkan niatku…… ternyata gak
semudah seperti yang aku banyangkan walau aku sudah di bekali trik dan tip dari 2 adik
iparku dan istrinya yang kebetulan adalah adik kandungku yang sudah berhasil
mencium batu hitam kecoklatan itu. Dengan bermodal tubuh yang besar untuk
ukuran Indonesia saja aku gak berdaya melawan gelombang dan desakan dari
berbagai arah…. Entah kenapa aku mulai dan hamper putus asa…… dan didalam kepasrahan itu seperti ada bisiskan….. “Iwan….
Berzikirlah.. terus berzikir.. panjatkan doa dan ikuti arus pergerakan”…….
Mulailah aku berzikir iklas pasrah dan berserah diri……. Terus mengikuti arah
arus gelombang manusia….. ya tubuhku serasa semakin mendekat… hanya berjarak 2
meter lagi bahkan terus terdorong dan sampai kepinggiran Ka’bah
Badanku mulai terangkat… bahkan terkadang aku merasa sudah tidak
mencecah lantai lagi dada mulai sesak karena himpitan belum lagi beberapa kali
siku dan tangan Jemaah yang lain singgah d kepala dan wajah seperti petinju di yang
terpojok di sudut ring menunggu bell pertolongan. Doa terus aku lakukan supaya aku bisa tetap bertahan hingga aku
tersadar dan aku telah sampai berdriri di batu pinggiran Kabah yang menonjol
kira2 50 cm dari lantai……. Jerita kesakitan istifar terus menggema di selah hardikan
ASKAR KA’BAH yang tidak bersahabat mengusir dan menghardik jamaah yang tidak
bisa tertib, Walaupun sekilas aku melihat ada ASKAR yang masih tersenyum sambil
bergantungan di tali dekat dibibir Hajar 'Aswad memandangi ribuan Jemaah yang tengah berjuang……
Aku terus berusaha berusaha semakin dekat, dorongan kasar dan
himpitan … aku tak perduli… terus berzikir dan berusaha bertahan untuk tidak
jatuh dan bisa bergeser terus ke kanan….. hingga tiba saatnya tangan kananku
meraih besi putih pinggiran pelinding BATU SUCI itu…. Ya aku meraihnya… dengan
sisa tenaga yang ada dan semangat ku yang aku simpan dari tanah air, tangan kiriku berhasil memegang sisi satunya
lagi…. Dan akupun dengan susah payah menggeser kerumunan itu dengan kuda2 yang
kuat….. sekarang saat……Alhamdullialah Batu Hazar Aswar kini didepan ku……
Perlahan aku masukan kepalaku kedalam lingkaran lubang Hajar
'Aswad … aroma wangi menyeruak
syarafku…. Wangi sekali…. Wangi yang belum pernah aku cium seumur hidupku…..
mataku semakin mendekat dan kilauaan batu dan segi2 batu itu begitu indahnya…. Terlihat
warna putih, coklat, abu abu dan hitam ada di batu cekung itu… perlahanaku
sentuh kening, hidung dan bibirku ….. sambil aku berdoa… semua doa yang ada di
kepalaku aku panjatkan di sana dan
tentunya rasa syukur aku seperti ada di dunia yang lain yang begitu tentaram
dan damai disana…. Ruang yang aku rasa tanpa batas tapi aku merasa nyaman,
bahkan aku merasa sepi senyap tanpa ada suara apapun dan serasa badanku tidak
ada yang menyentuh serasa longgar dan lapang……….. Subahanallah….. luar biasa
biasa ini.
Aku setelah aku puas menikmati itu semua,akupun tersadar…. Ya
Allah masih ada ribuan manusia mengantri di belakangku…… aku Tarik kepalau dari
bibir lubang Hajar 'Aswad ternyata aku kembali merasakan kegaduhan disana…….
Bahkan topi LOBE atau KUPLUK ku harus lepas dari kepalaku karena ditarik dari
belakang……..terjatuh dan masih bisa aku gapai…. Walau setelah di tanah air aku
ceritakan ke ibuku, beliau marah besar karena
aku masih berusaha mendapatkan topi lobeku itu yang sebenarnya sangat berbahaya
dan kenapa gak di iklaskan saja lepas.
Dalam posisiku yang masih aman di mulut Hajar 'Aswad aku masih sempat memanggil seorang ibu yang
tadi menuntun orangtuanya yang sudah tua
dan rentan yang aku perkirakan berusia 75an tahun menuju Hajar 'Aswad yang tadi juga berjuang bersamaku, namun yang
aku dapatkan dia malah menjerit……..” tolong bapakku berulang-ulang” sambil menunjuk
ke suatu tempat. Aku palingkan wajahku ketempat yang dimaksud…. Ya Allah tubuh
kurus, berbalut baju putih itu mulai kepayahan dan dalam bahaya itu mulai terdesak dan kekelahan gak jauh dari
sisiku…. Bersyukur aku bisa meraihnya dan memeluknya….. dan terus melindungi
dan menggesernya menuju tempat yang aman….. akhirnya aku bisa membantunya…. keluar
dari zona bahaya buatnya, walau begitu aku kagum keberanian dan kegigihannya setua
itu menggapai niatnya menemui Hajar 'Aswad walau tidak berhasil ….. aku jadi ingat BAPAK
ku…… andai aja BAPAK ada disini aku pasti akan perjuangkan dan kami akan
bersama-sama melakukannya…. Menetes lagi air mataku.
Selesai menjalakan sunah mencium Hajar 'Aswad… baru terasa.. badanku seperti remuk dan
hancur seperti di gebuki .. pegal, linu dan bahkan pergelangan tanganku seperti
keseleo…. Rasa yang tidak aku rasakan saat melakukannya…. Sepertinya sesampai di
Indonesia aku perlu di kusuk seluruh tubuhku.
Ya Allah terima kasih atas izin MU telah mengabulkan harapan
dan doaku menciumnya, walau di sisi kebahagiaku masih juga terselip rasa
penyesalan….. andai saja aku tadi berjuang bersama istriku pasti aku bisa
menghadiahkannya kado terindah sepanjang hayatnya … mencium Hajar 'Aswad
Semoga doa itu terkabul di saat kita bersama lagi kesana………….AMIN
Menjalankan masa kecil di Aceh Timur, masa remaja di Pangkalan Brandan Sumut, Kuliah di Medan, meniti karir Engineering di Jambi, Bintan, Jakarta dan menetap di Bogor
Langganan:
Postingan (Atom)